Kotabaru//Polemik insiden di Pulau Laut Barat yang kembali memanas, setelah Nurdin, turut warga setempat yang terlibat langsung dalam peristiwa bentrok yang terjadi dengan pihak aparat, mereka membantah keras atas keterangan Kapolsek Pulau Laut Barat, Amir. Ia juga menegaskan pernyataan polisi yang menyebut dirinya melakukan penyerangan adalah kebohongan yang sarat dengan rekayasa.
Nurdin mengaku membawa parang, tetapi bukan untuk melawan aparat, melainkan karena aktivitas sehari-harinya sebagai petani di kebun. “Saya menyerahkan parang dengan baik-baik ketika diminta oleh polisi. Itu terekam jelas di video,” ujarnya.
Menurut Nurdin, dirinya tidak pernah memukul ataupun mengancam aparat dengan senjata. Ia justru menyebut telepon genggam milik temannya dirampas dan mereka berdua dibanting ke aspal.
“Tidak ada penyerangan, yang ada justru kekerasan terhadap kami,” katanya.
Bantahan ini menanggapi klaim yanh di berikan oleh Kapolsek yang menyebut salah satu polisi terluka, hingga bajunya robek akibat sabetan parang. Nurdin menyebut tuduhan itu mengada-ngada dan patut dipertanyakan. “Kalau bajunya sobek, jelas sekali apakah itu karena senjata atau hanya dibuat-buat,” tambahnya.
Lebih jauh, tim Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) yang mendampingi Nurdin mengungkap adanya temuan baru di lapangan. Mereka menemukan sebuah surat yang diduga dibuang oknum polisi ke area lahan, seolah-olah merupakan pengakuan dari Nurdin. “Surat itu sudah kami kantongi sebagai bukti,” ujar tim ARUN.
Insiden ini menambah sorotan publik terhadap cara aparat kepolisian menangani persoalan lahan di Kotabaru. Di tengah meningkatnya kritik nasional terhadap dugaan kekerasan aparat, pernyataan Nurdin menjadi catatan penting yang berlawanan dengan versi resmi kepolisian.
Wahid Hasyim, S.H. selaku Ketua DPC ARUN Kotabaru menyayangkan pemberitaan tandingan dari Kapolsek Pulau Laut Barat yang menerangkan Nurdin yang telah menyerang Polisi, kami ada Videonya sangat jauh terbalik dengan statment tersebut, sudahlah pak Kapolsek Jangan terlalu membela diri atau anggota yang sudah terekam Video, minta maaf lah pada masyarakat kecil, cukup sudah upaya kontruksi rekayasa dan manipulasi data dan fakta, jangan mengkriminalisasi Warga, pasti warga akan melakukan perlawanan. tandasnya,
Kami ini sudah mau melakukan aksi demo ke Polsek dan Polres akibat ulah oknum di Pulau Laut Barat, karena pimpinan daerah ARUN Kalsel dan pimpinan pusat Jakarta meminta untuk redam serta melakukan langkah persuasif, maka taati, tapi jangan permasalahan dibuat tambah besar, tutup Wahid Gayatri Putri News@gmail.com melapor (Tim/Gatot)
Social Header